Hari ini tanggal 08 Januari 2013, saya sedikit bersyukur ternyata
hari ini matahari masih mau menampakkan wajahnya setelah satu minggu murung
tanpa semenitpun berusaha menyinari bumi. Sedih rasanya ketika harus memandang
setiap sisi ruang di rumah ini dengan pakaian yang tak kunjung kering. Gelisah juga
selalu menghampiri tatkala hujan menuntut eksistensinya setiap hari, air
dimana-mana tergenang, tanah pun lelah harus meladeni air yang begitu banyak
menetesinya ditambah bongkahan batu dan pasir bersama semen yang menghalangi
teresapnya air, takut banjir tepatnya :’(
Hari ini saya harus membawa pulang laptop teman yang mau di
instalkan kak Wahyu, teman terdekat saya yang terkadang saking dekatnya kita
berteman dari hati ke hati. Setelah menunggu kesuksesan kak Wahyu menyelesaikan
dalam kurun waktu dua jam, saya rasa bukan waktu yang singkat, tapi singkat
rasanya kalau terasa dia teman yang istimewa J. Hujan turun
dan kampung tengah mengguncang, perut saya berdering memanggil sahabatnya, saya
lapar ternyata. Karena harus menunggu hujan berhenti ternyata ada dua pop mie,
makanan para mahasiswa berdompet gepeng. Tapi ternyata pop mie ini rasanya
nikmat, mungkin karena makannya berdua, atau apalah yang menjadikannya lebih
dari pop mie yang biasanya.
Disamping menunggu hujan yang masih mengguyuri daerah samata dan
sekitarnya ternyata saya dan kak Wahyu juga bisa menikmati suasana hujan dengan
bermain Ultraman vs Ultragehol. Permainannya simple, cukup dengan mengayunkan
tangan dan mengucapkan kalimat “Shiat.. Shiattt,, Haa’-haa’. Hap.. hap,,
hiattss.” Dan kemudian lampu Ultraman harus berbunyi “tinug-tinung” dan itu
pertanda Ultraman kehabisan energi. Tapi biasanya Ultraman akan bangkit ketika
lampunya tinung-tinung (kata televisi sihh), yah karena lampu ultraman sudah
menyala akhirnya permainan berakhir dan kembali dilanjutkan dengan permainan panco,
sejenis permainan adu kekuatan otot bisep. Awal dan kedua round saya berhasil
menaklukkan kak Wahyu, entah karena dia benar-benar lemah ataukah dia pura-pura
lemah supya saya kelihatan bahagia dan lompat-lompat :D setidaknya seperti itu.
Tetteret..terettt.. kakakku datang, Kak Adnan. Kakak kandungku yang
kata orang kami bagai pinang di belah dua, mirip tapi tak serupa. Kakak yang
paling perhatian, baik dan setia menjadi kakak saya sampai saat ini (karena dia
memang akan menjadi kakak saya sampai kapanpun J). Walaupun terkadang
saya dan kakak nampak menunjukkan gading masing-masing, adu cek-cok dan
sebagainya, tetap dia yang terindah, yang selalu terindah (bukan nyanyian :D ).
Setelah kakak menyaksikan adu panco antara Kak Wahyu dan saya, kakak respon
tertawa terbahak-bahak ketika melihat saya menang karena kak Wahyu sengaja
melemahkan tenaganya. Yah, dia benar-benar sengaja membahagiakanku ketimbang
saya harus menangis menuntut kemenangan :D hahaha . itu konyol.
Hujan redah, Kak Wahyu pamit dan pulang karena hari sudah sore,
walaupun langit tak pernah menunjukkan kalau cuaca menunjukkan sore hari (orang
cuacanya lagi mendung :p ). Setelah itu kakak Adnan bertanya tentang pesan
bapak dari merauke, yah, kota kelahiran saya dan orang tua saya masih menetap
disana seperti layaknya kampung halaman kami (yah mungkin seperti itu, orang
saya lahir dan besarnya disana). Bapak pernah berpesan untuk membeli tegel
lantai rumah yang akan dipakai disebelah rumah yang sudah diperluas lagi. Akhirnya
malam ini saya dan kakak mengunjungi toko khusus menjual bahan bangunan, nama tempatnya
aja Depo Bangunan. Yah, disini tempat dijualnya bahan-bahan bangunan dan
kawan-kawannya, saya tidak mampu harus mengucapkan satu persatu bahan yang
dijual, karena saya hanya akan membeli tegel lantai (sebenarnya bukan membeli,
tepatnya melihat-lihat bentuk yang sesuai dan harga yang pas dulu). Setelah mendarat
di TKP (J kaya mau eksekusi sesuatu aja yha,
mungkin itu hanya bahasa-bahasa ekstrim yang membuat sifat lugu menjadi kaku,
haha). Setelah akhirnya merapikan penampilan, langkah saya dan kakak mengalir
ke dalam toko yang tampilannya mantep abis, pintunya aja otomatis kebuka, kaya
tuan putri yang datang, (kelihatannya saya norak-norak metal gitu). Setiba di
dalam, ngintip-ngintip target akhirnya, target terpanah juga (bukan lagi
memburu yha). Setelah target ketemu, harga sesuai dan bentuk menyesuaikan
dompet, akhirnya saya dan kakak putuskan untuk tancap gas pulang. Pas pulang,
karena kagak beli apa-apa yah sepanjang jalan sampai pintu luar saya masang
muka pura-pura gila, mirip kaya orang tanpa dosa yang melenggang keluar. Hahaha,
selamet :D
Ketika asik cerita dijalan pulang, eh perut si kakak keruncungan. Wah,
ternyata dia kelaparan. Eh......... perjalanan kita sudah dekat dengan rumah
dan kakak sudah jauh melewati tempat penjual nasi goreng. Hampir setiap pengen
makan nasi goreng kita berlabuh ke warung ini. Kagak tahu apa nama warungnya,
tapi warungnya ada pas di samping pertamina Samata.
Dua bungkus terpesan sudah. Nampak anak gadis kecil bapak dan ibu
penjual nasi goreng ikut menemani bapak dan ibunya. Saya kasihan melihat anak
kecil yang harus ikut orang tuanya kerja hingga larut malam, bahkan mungkin
anak ini tetap harus menahan matanya di saat dia harusnya terlelap sama seperti
anak berusia empat tahun biasanya. Yah dia anak kecil yang tegar, walaupun
badannya kecil dengan rambut gelombangnya, dia tetap setia menemani orang
tuanya bekerja. Apalagi ketika hujan turun, sekalipun dingin menusuk tulang
belulangnya, air membasahi kaki dan jari halusnya, ataupun tenda terpal yang
bocor dan membasahi bajunya, semua terasa ikhlas dihadapinya.
Ketika saya harus beranjak pulang setelah mendapatkan dua porsi
nasi goreng yang dikemas dalam kertas plastik. Saya melihatnya berdiri di atas
roda di depan gerobak dorong dan entahlah, apakah dia sekedar ingin menghibur
ibunya, mempraktekkan pembeli yang datang atau dia lelah ingin pulang. Yah di
balik keluguannya dia meneriakkan kalimat yang terdengar asing di teling,
sedikit lucu untuk saya dengar, entahlah.. J “Mama, mama
aaa,,, beli sitimun”. HAH !!!. Apa dek? SITIMUN. Keluguannya benar-benar
mencerminkan kehalusannya mengucapkan kata-kata yang banyak memiliki arti yang
beragam. Sitimun? Si-Timun, apakah ada orang yang namanya Timun yah.???
0 Comments:
Post a Comment